Senin, 20 September 2010

Evaluasi

Kegiatan ini sangat diperlukan dan berguna untuk menganalisis kekurangan atau keakuratan dari sebuah perwujudan rencana-rencana kita. Kenapa saya menuliskannya seperti itu? Sebab, bagi sebagian orang evaluasi itu menakutkan!.

Evaluasi yang sering kali disamakan dengan muhasabah ini terkesan untuk mencari-cari alasan yang menyalahkan dan atau menjatuhkan. Alasan apriori ini hanya berlaku bagi mereka yang tidak mau bertanggung jawab, asal kerja dan sekedar memenuhi kewajiban.
Saya termasuk orang yang ‘narsis’, jadi saya suka mengukur keberadaan saya disebuah komunitas, saya berusaha melakukan identifikasi, sejauh mana posisi saya dalam kurun waktu tertentu, apakah saya termasuk orang yang dibutuhkan, diperlukan, atau bukan siapa-siapa (nameless).

Saya ambil contoh dengan perayaan iedul fitri kali ini, setelah sepekan berlalu, saya coba menghitung sms yang masuk ke HP saya, dan ternyata hanya 10% saja yang mengirimi saya SMS untuk mengucapkan iedul fitri. Artinya hanya jumlah itu yang menghargai saya sebagai seorang yang patut dikirimi SMS.

Lalu saya coba menghitung teman-teman saya di facebook, ternyata lebih sedikit lagi. Padahal jumlah teman yang saya miliki kurang lebih 900 orang. Saya membuka account facebook adalah untuk belajar dan juga mengajarkan atau kalau belum pantas disebut ‘mengajar’ cara menulis apa saja kepada murid-murid saya, kita sebut saja memberikan contoh bagaimana menulis itu ternyata membuat kecanduan.

Saya menginginkan hal yang lebih, tulisan saya dibaca, lalu diberi komentar, dan saya sangat berterima kasih jika ada yang memberikan kritik membangun, sebab saya tidak mau juga melakukan hal yang sia-sia, tetapi ternyata tidak juga.

Dalam sebuah pelatihan bagaimana cara menulis diberikan tips, bahwa tulisan yang baik akan memberikan pemahaman baru atau setidaknya orang yang membaca tulisan kita bis menangkap apa yang kita sampaikan, dan akan lebih baik jika tanpa harus memeras otak, mengernyitkan dahi dan membaca berulang kali.

Begitu juga saya hitung ulang berapa orang yang selama ini saya anggap sebagai sahabat saya, lalu meluangkan waktu untuk sekedar mampir silaturahim kerumah saya, ternyata jari tangan saya masih tersisa untuk menghitungnya.

Saya tidak berkecil hati, muhasabah ini justru memacu saya untuk berkarya dengan lebih baik, saya harus meningkatkan kemampuan diri saya, sehingga saya diakui eksistensi saya dikomunitas-komunitas yang saya ikuti.

Saya ingin sahabat-sahabat saya menjadikan saya sebagai prioritas ke sembilan, lho kok ke-9?, iya tetapi setidaknya 10 besar bukan?, jadi saya menjadi orang yang dibutuhkan, diperlukan dan ditunggu-tunggu kehadiran saya.

Saya berusaha menghindari resistensi sekecil apapun, walau saya tau bahwa tak mungkin mampu membuat semua orang setuju dengan pandangan-pandangan saya, dan tidak mungkin saya bisa menyenangkan semua pihak.

Saya berusaha membuat keberadaan saya menguntungkan!, sahabat saya berterimakasih kepada saya karena saya dianggap memberikan kontribusi atas keberhasilannya menyelesaikan masalah yang ia hadapi, atau setidaknya apa yang saya perbuat akan memberikan inspirasi.

Saya tentu saja iri, membaca pemberitahuan yang ada di wall facebook saya, tentang komentar-komentar yang diberikan kepada sahabat saya yang meng-upload- catatannya, tetapi hanya ada dua orang saja yang mengomentari catatan saya. Tetapi sekali lagi, saya menjawab iri hati saya dengan memberikan yang terbaik kepada semuanya.

Harapan dan maksud saya ini bukan untuk mengugah rasa kasihan Anda, itu salah besar. Saya bermaksud menyadarkan Anda, pernahkah Anda berfikir seperti saya?

Kalau belum, maka sekarang saatnya, setelah selesai membaca tulisan ini, ingat-ingatlah, bagaimana lingkungan anda memberlakukan anda?. Jika Anda sudah menjadi orang yang dibutuhkan, saya ucapkan selamat, Anda sungguh Luar biasa!

Saya bisa bayangkan berarti Anda adalah seorang pimpinan, Anda adalah seorang Leader, dan tentu Anda paling besar mendapatkan ‘apresiasi bulanan’ di tempat Anda bekerja.

Tetapi jika Anda bukan leader, Anda merasa ditekan dengan target yang harus Anda penuhi, karena kalau tidak bisa memenuhinya akan ada konsekuensi logisnya, di kedudukan Anda masih ada ‘atasan’, dan Anda hanya di hadiahi dengan gaji yang belum sesuai dengan kebutuhan Anda dirumah, dan keberadaan Anda bukan sebuah prioritas yang harus dipertahankan, sewaktu-waktu perusahaan tempat Anda bernaung bisa memecat Anda, karena menurut perusahaan Anda akan sangat gampang mencari pengganti Anda, jika demikian, berarti Anda lah sasaran tepat bagi saya.

Lapangkan dada Anda dengan istilah evaluasi atau muhasabah, pahami maksudnya. Karena banyak orang yang hanya bisa mengevaluasi orang lain, melakukan muhasabah untuk menjatuhkan orang lain, tetapi tidak untuk dirinya sendiri. Yang boleh dikritik hanya orang lain, ia hanya punya satu pilihan, ia yang memberikan kritik, titik.
Muhasabah atau evaluasi yang kita lakukan adalah untuk meningkatkan perform, dedikasi dan kinerja kita. Kita adalah manusia modern, yang eksistensi kita akan menjadi sejarah dan dikenang, buatlah catatan baik Anda, sebarkan, dan wariskan kepada anak cucu kita.

Kita bukanlah orang yang memberikan nilai negatif, kedatangan kita disayangkan, kehadiran kita merugikan, usul dan pendapat kita menyesatkan, hasil kerja kita mengecewakan, orang merasa rugi membayar jerih payah kita. Naudzubillahi min dzalik!
Kita bukan sibangsat yang memuakkan, kita bukan orang yang menakutkan, kita bukan pengingkar janji, kita bukan orang yang mencari alasan untuk tidak bertanggungjawab, kita tidak suka berdalih, dan kita bukan orang yang sekedar menyelesaikan tugas untuk menggugurkan kewajiban. Kita bukan si contoh buruk, kita bukan virus penyakit, kita bukan untuk diajuhi.

Kita berbeda dengan manusia prasejarah, yang tidak kenal peradaban dan tataran dunia baru. Yang tidak tau etika dan balas budi, yang minim karya dan selalu minta dipuji.
Kita bekerja dengan hati, berusaha dengan hati, mengabdi dengan hati, berkarya dengan hati, bersahabat dengan hati, merasa dengan hati dan berterimakasih dengan sepenuh hati.

0 komentar:

Posting Komentar